[Review] A Haunting in Venice (2023)

 


Setelah puas dengan film pertamanya, saya kecewa dengan sekuelnya. Kini, Kenneth Branagh kembali bekerjasama dengan Michael Green untuk film ketiga dari adaptasi novel misteri milik Agatha Christie berjudul Hallowe’en Party.

A Haunting in Venice bercerita saat Hercule Poirot (Kenneth Branagh) sudah pensiun dan mengasingkan diri di Venezia. Dia menolak segala macam permintaan kasus misteri dari siapapun, sampai teman lamanya Ariadne Oliver (Tina Fey) muncul dengan tawaran yang terlalu menarik untuk ditolak. Maka, dia dibawa pergi ke sebuah rumah tua milik Rowena Drake (Kelly Reilly) yang sedang berduka untuk membuktikan bahwa seorang cenayang yang melakukan ritual pemanggilan arwah, Reynolds (Michelle Yeoh), adalah palsu. Namun seperti biasa, di mana ada Poirot, di sana ada misteri yang harus dipecahkan. Meskipun kali ini menjadi berbeda, karena ada unsur supernatural di dalamnya.

Secara plot, ini mungkin tidak lebih istimewa daripada film pertamanya. Bahkan penonton pasti bisa cukup mudah menebak siapa pelakunya meski belum mebaca bukunya. Namun yang membuat film ini menjadi punya daya tarik adalah dalam segi produksi setting dan nuansa horror yang sejak awal sudah dikenalkan dengan brilliant oleh aktingnya Michelle Yeoh. Selain Ariadne, Mrs. Reynolds dan Rowena, karakter lainnya seakan hilang dan tak penting di sepanjang film ini.

Menarik untuk selalu menunggu kasus-kasus selanjutnya yang akan ditampilkan oleh Branagh sebagai film keempatnya, kira-kira judul yang mana, ya?

Rating: 3,5/5

Posting Komentar

0 Komentar