[Review] Orion and the Dark (2024)

 

Orion and the Dark bercerita tentang seorang anak laki-laki dengan banyak ketakutan, kegelapan, adalah ketakutan utamanya. Film animasi produksi DreamWorks Animation ini berdasarkan buku untuk anak karya Emma Yarlett dengan judul yang sama pada tahun 2014, maka saat menontonnya pun penulisannya sangat terasa sesuai dengan konsep anak berusia 11 tahun yang dewasa sebelum waktunya dan sangat cerdas namun "dilumpuhkan" oleh rasa takut.


Meski mengangkat tema yang penting dan adaptasi dari buku anak-anak, namun menurut saya kultur awareness anak kecil Indonesia belum masuk ke dalam apa yang ditawarkan film ini meski rating usianya adalah 7+. Jika anak anda menonton, baiknya didampingi orangtua.

Sebelum aspek lainnya, saya ingin mengapresiasi voice cast nya terlebih dahulu, Jacob Tremblay. Bagi saya, pengisi suara hebat dalam film animasi itu ibarat penyanyi yang membawakan lagu dengan merdu dan memberikan nyawa dalam setiap liriknya. Tremblay memang sudah tidak berusia 11 tahun, namun ia begitu piawai dalam memberikan nuansa sweetness and honesty, which accentuates how young and naive Orion is. Bravo!

Entah apa nama teknisnya, namun gaya yang menggabungkan animasi 2 dimensi yang estetik dengan teknologi 3 dimensi yang saya lihat di film ini adalah sesuatu yang inovatif, kreatif, dan menyenangkan untuk ditonton. Meski demikian, saya ada sedikit masalah dengan pace filmnya yang cepat tapi terkadang terasa terlalu terburu-buru. Beruntung sang sutradara membagi sequence film dengan cukup efektif untuk menutupi kekurangan ini.

Sekilas melalui trailernya, film ini nampak seperti Inside Out karya Pixar, namun setelah menontonnya ternyata sangatlah kontras antara alur berpikir Riley dan emosinya dengan Orion dan ketakutannya. Sean Charmatz, berhasil menyutradarai buku 40 halaman ke dalam sebuah petualangan keluarga berdurasi 92 menit dengan tema kesehatan mental anak-anak yang bagus.

Rating: 4,5/5

Posting Komentar

0 Komentar