[Review] Gadis Kretek (2023)

 


Gadis Kretek adalah sebuah seri 5 episode yang hampir sempurna dalam berbagai aspek, bahkan rasanya saya gak akan keberatan jika harus menonton di bioskop selama 5 jam dalam sekali duduk.

Sejak melihat nama Kamila Andini dan Ifa Isfansyah sebagai sutradara, saya sudah yakin bahwa serial Netflix ini akan menjadi sebuah sajian storytelling yang menawan, namun setelah menyelesaikan semua episodenya, it's beyond my expectation.

Tak hanya cara berceritanya yang mengalir mulus, namun juga penampilan ensemble cast nya yang dengan solid berhasil menyampaikan tiap adegan dengan sangat indah. Alur maju-mundur di tahun 60an dan 2000an nya sama sekali tidak membingungkan, bahkan malah menambah estetika transisi bercerita yang berpusat lewat surat dan jurnal.

Desain produksi yang mewah dihadirkan melalui setting dan busana di masa 60an yang otentik, bahkan lagu tema "Kala Sang Surya Tenggelam" milik mendiang Chrisye dibalut dengan apik oleh Nadin Amizah di opening title, terdengar lebih klasik dan misterius, tak mungkin kita pilih "skip intro" di layar.

Ngomong-ngomong soal musik, ada banyak yang mengkritik penggunaan lagu-lagu yang tak sesuai zaman dalam cerita. Bagi saya, musik anachronistic seperti itu sama sekali bukan masalah selama tidak dihadirkan di dalam cerita dan/atau tidak sesuai dengan nuansa cerita. Dan memang pilihan lagu yang ada malah menambah atmosfir adegan, apalagi lagu "Anything You Want" milik Reality Club di akhir episode itu, what a cliffhanger!

Beruntung saya belum membaca novelnya, hingga setiap menitnya begitu mendebarkan, menebak-nebak apa yang sebenarnya terjadi dalam kisah cinta penuh tragedi Soeraja dan Dasiyah.

Rating: 4,5/5

Posting Komentar

0 Komentar